Loading

Bupati Pangandaran, Tidak Memukul Hanya Mengusap Muka Korban


Penulis: Herz_Mdk.
1 Tahun lalu, Dibaca : 607 kali


Screen shoot video yang beredar, kejadian ribut dan perdebatan antara bupati dan korban.

KAB. PANGANDARAN, Medikomonline.comKisruh dugaan Bupati Pangandaran Jawa Barat memulkul salah satu warga malam tahun baru berhembus ke mana-mana dan ramai menjadi perbincangan di berbagai kalangan hingga muncul di berbagai media pemberitaan. Hingga kejadian tersebut berujung korban melaporkan secara resmi ke Mapolres Pangandaran Polda Jawa Barat.

Minggu siang (01/01/2023) Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata dihubungi Medikomonline,com mengatakan, dirinya tidak melakukan pemukulan hanya mengusap muka korban yakni saudara Nandang Suhendar alias Ujang Bendo warga Dusun Kedungrejo RT 01 RW 06 Desa Wonoharjo Kecamatan/Kabupaten Pangandaran.

Kejadian bermula Sabtu malam (30/12/2022) sekitar pukul 23.00 wib tepatnya malam tahun baru 2023 di mana banyak cafe music live yang buka/beropersi. Sementara status perizinan sedikitnya 38 cafe yang ada di kawasan Wonoharjo atau lebih dikenal Buak Laut itu masih dalam proses sidang pengadilan dan belum ada hasil keputusan pengadilan bahkan baru terjadi satu kali sidang.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Saat Diminta Keterangan Awak Media, Minggu Siang (01/01/2023).

Dikatakan Jeje Wiradinata, dirinya tidak memukul warga hanya mengusap muka korban. Dirinya melakukan demikian, saking kesalnya kepada pelaku yakni Nandang Suhendar alias Ujang Bendo hasil informasi yang didapat saat sidak bahwa Ujang Bendo berani menyobek atau mencopot segel pemerintah dan merasa dirinya itu paling benar saja.

“Ujang Bendo ini telah menyobek surat keputusan larangan tutup/operasi cafe yang ditempel pemerintah di masing-masing cafe tempat hiburan music live itu. Beberapa bulan yang lalu Pemda, para alim ulama, aparat hukum menutup cafe remang-remang di sedikitnya 38 cafe yang ada. Kenapa ditutup karena di situ selain menjual minuman keras juga adanya dugaan nampak prostitusi (penyakit masyarakat) juga tidak menutup kemungkinan disitu pun dijadikan ajang tempat jual beli narkoba,” terangnya.  

“Mereka itu tidak berizin dan bertentangan dengan norma sosial atau penyakit masyarakat.”  

Dirinya kesal atas perlakuan korban yang setelah sidak melihat segel atau kertas keputusan yang ditempel itu, diketahui tidak ada dan menanyakan oleh siapa segel itu disobek atau lepas. Usai mendapat keterangan bahwa segel itu pun disobek atau dilepas oleh Ujang Bendo dirinya menanyakan di mana keberadaannya dan sontak saja ketemu yang masih di areal café-cafe remang itu.

Bupati bertanya, kenapa segel itu telah disobek dan berani sekali, Nandang atau Ujang Bendo ini pun dikasih tahu malah seakan merasa dirinya benar dan tentu di sini membuat kesal Bupati. Ia pun akhirnya mengusap muka Ujang Bendo sembari kesal dengan tujuan supaya bisa sadar bahwa sikap/perbuatan tersebut tidaklah dibenarkan.

Mengenai sedang proses sidang pengadilan, Bupati membenarkan hal tersebut. “Iya benar keberadaan status cafe saat ini memang sedang proses sidang di Pengadilan Ciamis dan belum ada hasil keputusan jelasnya seperti apa,” terang Jeje.

Sekalipun oke misalnya nanti di pengadilan dimenangkan atau diperbolehkan untuk buka/beroperasi seperti biasa café-cafe tersebut menurutnya tidak ada yang berhak juga untuk mencabut apalagi menyobek segel pemerintah resmi itu, kecuali pemerintah atau petugas khusus yang mencabut.

Tujuan mengusap muka Ujang Bendo ini tiada lain agar yang bersangkutan bisa sadar. Jikalaupun tadi malam, andai Ujang Bendo minta maaf pun kami tidak marah. Karena dinasehati malah seperti tidak terima, malah seakan bersikeras (merekedeweng-Sunda) menganggap dirinya benar, itu pun membuat emosi dan kebetulan ada rekan lainnya yakni Ade Entik yang akrab disapa dan berujung pemukulan,” paparnya. 

Ade Entik (Foto : Inset_DP_WA)

Ade Entik kepada Medikomonline.com mengatakan, dirinya membenarkan dan mengakui dirinya telah melakukan pemukulan kepada Ujang Bendo dengan tangan kirinya.

Perlakuan ini pun karena dirinya turut kesal dinasehati Bupati tapi malah seakan merasa paling pintar, benar sendiri, padahal Bupati di sini mengingatkan dan menyampaikan tidak boleh begitu. Dirinya pun tak merasa dendam dan spontan memukul Ujang Bendo karena turut kesal saja.

Saya pun siap dan akan datang besok atas pemanggilan Polres Pangandaran, sebagaimana Ujang Bendo telah melaporkan kejadian dan menyampaikan apa adanya,” terang Ade Entik.

Lebih lanjut Ade Entik mengatakan, bahwa Bapak Bupati di sini tidak melakukan pemukulan kepada Ujang Bendo, melainkan hanya mengusap muka Ujang Bendo. Kalau bicara nada kasar atau keras, Iya hal itu dibenarkan Ade Entik, karena hal itu saking mungkin kesalnya Bupati.

“Dinasehati malah masih saja bersikaras seakan dirinya itu merasa benar, maka sontak dirinya memukul Ujang Bendo,” terang Ade Entik.

Nandang Suhendar alias Ujang Bendo (Foto: Inset_DP_WA)

Di tempat terpisah Saryono yang akrab disapa Pak Sar atau salah satu pemilik cafe yang juga melihat keributan tadi malam antara Bupati dan Ujang Bendo kepada Medikomonline.com membenarkan kejadian tadi malam di cafenya di mana Ujang Bendo sedang duduk di cafe bersamanya. 

Ada rombongan Bupati menghampiri hingga terjadi kecekcokan antara Bupati dan Ujang Bendo hingga terjadi ada pemukulan.

Saya melihat ada pemukulan terhadap Ujang Bendo oleh dua pihak Bupati dan Ade Entik,” katanya.

Menurutnya Ujang Bendo di sini mungkin membela rekan-rekan pemilik cafe atau kasihan dengan cafe kecil tidak bisa buka sedang di tempat yang gede-gede pada buka. Mungkin dari sana, Ujang Bendo ini merasa kasihan sehingga membela pemilik cafe.

Diutarakan Pak Sar ini, bahwa dirinya sudah dua kali audensi ke DPRD, namun sampai saat ini belum juga ada jawaban sehingga mungkin ini pun perlu solusi atau jalan keluar bagaimana baiknya bagi pelaku usaha cafe music.

Jika memang mengenai izin atau prostiusi juga kan istilahnya tidak hanya dilakukan oleh cafe music kecil ini saja, akan tetapi juga itu bisa dilakukan yang gede-gede. Intinya di sini belum ada solusi sehingga menjadi keributan, mungkin. 

Melihat kejadian tadi malam, Bupati melakukan demikian itu tentu kurang etis seorang Bupati melakukan pemukulan terhadap Ujang Bendo,” terangnya. 

Surat Laporan Korban ke Polres Pangandaran Polda Jawa Barat

Masih di waktu yang sama dihubungi Ujang Bendo Minggu (01/01/2023) kepada Medikomonline.com dirinya membenarkan kejadian tadi malam. Dirinya telah dipukul oleh Bupati dan Ade Entik dan dirinya juga sudah melaporkan hal ini ke pihak yang berwajib dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor: STPL/01/I/2023/SPKT/POLRES PANGANDARAN/POLDA JAWA BARAT.  

Dirinya mengaku kalau tadi malam itu benar dipukul dua orang tersebut yakni Bapak Bupati dan Ade Entik kepadanya. Dan dirinya pun kini sudah melaporkan hal itu resmi ke Polres Pangandaran. 

Tag : No Tag

Berita Terkait