Penulis: Rajo Galan
1 Bulan lalu, Dibaca : 89 kali
Oleh Rajo Galan
(Ketua Umum Gema
Pasundan)
Perjalanan kasus
Harun Masiku bak film drama Korea. Di bulan-bulan ini drama kasus Harun Masiku
mempertontonkan drama-drama kelas dinosaurus.
Dimulai dari
sayembara 8 Miliar yang dibuat oleh Maruarar Sirait yang seolah mengecilkan
lembaga KPK dan dilanjutkan dengan gerakan-gderakan demontrasi dari berbagai organisasi
kepemudaan dan mahasiswa yang menurut kami banyak sekali kejanggalan dalam gerakannya.
Karena mereka
lebih peduli terhadap kasus yang tidak merugikan negara bahkan dalam tuntutannya
tidak terlihat penuh tekanan untuk menangkap dan menemukan Harun Masiku, malah
di luar dugaan mereka terlihat menekankan untuk secepatnya mentersangkakan dan
menangkap Sekjen Partai Berlogo Banteng.
Sungguh sangat
mengerikan gerakan ini terlihat gerakan yang terkondisikan dan gerakan penuh orderan.
Di tengah kenikan
PPN 12% yang mencekik rakyat, di tengah korupsi Joko Candra 546 miliyar atau
kasus korupsi PT Timah 300 triliun dan kasus BLBI 138 triliun. Seolah para
demonstran itu tidak peduli dengan kasus yang merugikan negara dan kebijakan
pemerintah yang akan membuat kesulitan rakyat.
KPK baru saja
menetapkan para Pimpinan Baru yang disusun zaman Jokowidodo. Semoga saja mereka
bukan orang-orang titipan dan orang-orang yang menjalakan orderan dari para
penguasa untuk memukul lawan. Ini pasti menjadi doa seluruh Rakyat Indonesia.
Tapi nyatanya baru
saja dilantik mereka sudah mengkhianati semua harapan Rakyat Indonesia. Karna
kalau kami melihat akhir-akhir ini Sekjen PDI Perjuangan sangat keras dan tajam
kritiknya kepada pemerintah untuk membela rakyat kecil dan PDI Perjuangan baru
saja memecat keluarga "Agak laen" yakni Jokowi, Gibran dan Boby Nasution.
Ditersangkakannya Hasto ini sangatlah politis dan juga bagian dari praktek kriminalisasi
hukum dan politik.
Karena sebelum ditersangkakan
nya Hasto yang bersangkutan sudah mengungkapkan di salah satu kanal youtobe
bersama Connie Bakri bahwasannya berkas sudah siap dan Hasto akan segera ditersangkakan,
tinggal menunggu waktu yang pas. Sehingga kami menilai bahwasannya kasus ini
sudah jelas kasus kriminalisasi politik dan kriminalisasi hukum.
Kami melihat dalam
kasus Harun Masiku ini ada udang di balik batu. Tujuannya bukan 100% untuk Harun
Masiku tetapi untuk menyerang partai berlogo banteng (PDI Perjuangan) dan untuk
menangkap Sekjen PDI Perjuangan. Ini sangat jelas KPK adalah lembaga orderan
yang tidak mempunyai moral. Dari pada KPK menjadi lembaga orderan lebih baik bubarkan
saja KPK ini.
Kami sepakat yang
bersalah harus dihukum dan harus ditangkap tapi kami tidak sepakat kalau KPK menjadi
lembaga orderan.
Buktikan kalau
benar KPK bukan alat kekuasaan untuk memukul lawan.
Kita lihat saja
apakah akhir dari drama kasus Harun Masiku adalah ditersangkakannya Sekjen PDI
Perjuangan. Atau ada kelanjutannya? Kalau pasca ditetapkannya Sekjen PDI
Perjuangan menjadi tersangka KPK tidak ada upaya lagi mencari Harun Masiku Atau
Si Ara "Maruar Sirait" ini diam tidak mengangkat kasus Harun Masiku
lagi ke publik. Ini sudang sangat jelas berarti KPK Harus dibubarkan karena sudah
memperkuat posisinya menjadi lembaga kotor penuh orderan.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer