Penulis: Herz/Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 2326 kali
KOTA
BANJAR, Medikomonline.com - Salah satu pejabat setingkat Pelaksana Teknis
(Peltek) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA) III (tiga) Ijang terkesan
tertutup dan sulit ditemui.
Beberapa pihak mengatakan, kalau Ijang
setingkat Peltek di bawah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bagian Operasi dan
Pemeliharaan III, Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS) yang berkantor di
Jalan Prof Ir Sutami No 1, Karangpanimbal, Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat
46332 itu pun menjadi keanehan tersendiri serta menjadi pertanyaan miring sejumlah
pihak.
Mereka menilai pejabat setingkat Peltek itu pun
diduga kuat seakan menguasai dalam membagikan atau memberikan proyek pekerjaan
yang sifatnya pemeliharaan di OP3.
Menurut beberapa pihak kepada Medikomonline.com mengatakan, diduga
hanya segelintir orang saja yang bisa mendapat pekerjaan di OP3 itu walau pekerjaan
pemeliharaan (penunjukan-red) tampak banyak.
Diungkapkan sumber yang enggan disebutkan
namanya kepada media ini, kalau dirinya pun pernah menemui Ijang di kediamannya
(mess/kontrakannya) di bilangan Kota Banjar. Cukup diarahkan, ketemunya pun
cukup di teras rumah orang lain.
“Sekali pun pertemuan itu memerlukan jadwal
waktu kurang lebih seminggu, pada waktu itu ingin ketemu dengan Pak Ijang. Yang
jelas Peltek OP3 ini selain sulit ditemui yang tadi ungkapkan, sulitnya bagai
ingin ketemu dengan presiden atau pejabat yang lebih tinggi darinya saking
sulitnya ditemui,” kata sumber yang juga biasa mendapat pekerjaan pemeliharaan
di lingkup BBWS Citanduy.
Lebih lanjut, keduanya pun mengatakan, hasil
informasi yang diterimanya, kalau pekerjaannya yang beralamat di Kabupaten
Pangandaran ini pernah tersampaikan pekerjaannya tidak baik atau bagus. Itupun
menurutnya info sepihak.
Padahal pada waktu itu kata sumber, dirinya ingin
sekali mengklarifikasi sebagaimana yang diterimanya kalau ada pekerjaannya
dirasa kurang bagus. Itu menurutnya hanya sepihak.
Namun karena pihaknya masih ingin dengan cara
baik-baik, dengan tujuan agar bisa mendapat pekerjaan seperti di OP lainnya.
Maka hal itu pun urung untuk mengklarifikasikan hal tersebut.
Masih dari kedua sumber ini kepada Medikomonline.com mengatakan, kalau Ijang
ini memang sulit untuk ditemui. Jika dirasa oleh pihaknya dekat atau disukai,
maka sudah tentu diduga mendapat pekerjaan lebih dari satu. “Padahal orangnya
masih itu itu juga,” pungkasnya.
Kartiwa, Ketua Masyarakat Pemerhati Jasa Kontruksi (M_Perjakon) asal Kota Banjar.
Hal yang sama pula diungkapkan Kartiwa yang
akrab disapa Iwa, Selasa (10/08/2021) sekaligus Ketua Masyarakat Pemerhati Jasa
Kontruksi (M_Perjakon) yang cukup senior asal Kota Banjar. Ia sudah lama dan
sering mengkritisi program maupun kebijakan pembangunan termasuk di BBWS
Citanduy.
Menurutnya, memang sekarang ini di BBWS
Cintanduy pejabatnya sangat sulit untuk ditembus atau ditemui guna dibangun
komunikasi, konfirmasi atau pun silaturhami demi pembangunan yang lebih baik
dan terarah. “Ini pun menjadi keanehan tersendiri,” tutur Iwa.
Bahkan terbaru dirinya ingin bertemu dengan
salah satu pejabat di BBWS Citanduy saja harus menyimpan identitas diri di pos
penjagaan. Itu pun belum karuan bisa ketemu dengan pejabat yang dimaksud.
Lebih lanjut, Iwa mengatakan, ”Dirasa kurang
cermat atau tepat Pelaksana Teknis (Peltek) seperti bagi pengadaan gambar atau
pun RAB di lingkup BBWS Citanduy ini sering diminta dengan nominal angka cukup
besar kisaran di angka Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah), tanpa memperhatikan
besar kecilnya nilai kontrak pemeliharaan atau penunjukan. Apalagi, sekarang
ini kegiatan OP atau pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak rekanan ini semakin
dipecah-pecah, kecil anggarannya dengan nilai bervariasi.”
Maka dengan seperti itu pun, ungkap Iwa, sarat kualitas pembangunannya kurang baik.
Sudah kecil anggarannya, administrasi diminta sama, maka sangat kecil
keuntungan kontraktor.
Masih menurut Iwa Kartiwa, program
pemeliharaan yang ada di OP ini sulit terakses informasinya. “Ke mana saja
kegiatan pekerjaannya dan dengan jumlah berapa anggarannya pun ini sulit
didapati informasi yang akurat, berbeda dengan paket-paket besar. Itu jelas dan
bisa mudah diakses atau didapat,” katanya.
Memang benar, lanjut Iwa, kalau di BBWS
Citanduy ini sangat sulit pejabatnya untuk ditemui sehingga ini pun membuat aneh
dirinya atau sejumlah kalangan khususnya bagi kontrol sosial atau pergerakan
yang ingin menyikapi program atau kebijakan BBWS Citanduy ini.
Bahkan menurutnya pun, untuk jenis kegiatan
di daerah Kota Tasikmalaya, diduga kuat satu orang saja mendapat pekerjaan
pemeliharaan/penunjukannya cukup banyak.
Peltek OP 3 terkesan tertutup dan sulit
ditemui guna silaturahmi dan dikonfirmasi. “Tetapi jika ditemui oleh orang yang
menurutnya disukai, seperti halnya yang sedang belajar asal Kota Banjar seorang
perempuan ini, isu-isu dan informasinya dekat dengan pejabat Peltek OP3 itu
sering mendapat pekerjaan,” terang Iwa Kartiwa.
Dengan sulitnya pejabat publik ditemui selain
menjadi keanehan tersendiri, tentu ini juga bertentangan dengan kebebasan hak
seseorang, kelompok, golongan maupun kontrol social, jelas melanggar hukum sebagaimana
amanah UUD 1945 bahwa hak setiap orang untuk bisa mendapatkan informasi. Juga
melanggar Undang – Undang Keterbukaan Informasi Publik serta Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008
Keterbukaan Informasi Publik.
Diungkapkan Iwa Kartiwa, informasi merupakan
kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya
serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional. Dan hak memperoleh
informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik ini
merupakan salah satu ciri penting Negara yang berdemokrasi. Dan itupun tertuang
dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 5, dan pasal 20 ayat (2) maupun pasal 58
Undang – Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Maka jika pejabat yang sudah menutup diri
guna ditemui dan dikonfirmasi sulit, maka itu pun sudah ciri melanggar hukum
yang ada. Untuk itu, Iwa meminta kepada semua pejabat publik untuk sekiranya
bisa baik, terbuka dengan siapapun. “Terlepas apa yang hendak dikomunikasikan merupakan
info good news atau pun bad news harusnya pejabat bisa baik dan
terbuka. Terlepas misal ada yang jelek, kan itu nanti bisa disikapi secara dini
tanpa harus melebar atau membesar ke mana–mana,” tandasnya.
“Apalagi sekarang ini jaman canggih,
informasi ini sangat mudah bisa didapatkan atau diakses. Hanya saja, memang
untuk program kegiatan yang pekerjaannya pemeliharaan ini memang sangat sulit
diakses data dan informasinya, terlebih pejabat BBWS Citanduy sekarang ini
sangatlah sulit untuk ditemui guna dimintai data atau informasi yang dibutuhkan
setiap orang atau warga Negara,” tegas Iwa.
Hingga berita ini dirilis Rabu (11 Agustus
2021), Medikomonline.com mencoba mengkonfirmasi apa yang menjadi informasi dan
keterangan beberapa sumber termasuk sumber yang enggan disebutkan namanya
kepada Peltek OP3 Pak Ijang melalui pesan WhatApp-nya, ia tidak memberikan
penjelasan atau keterangan apa pun.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer