Penulis: Tekwasi/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1949 kali
KABANJAHE, Medikomonline.com – Warga Desa
Ajijulu mendesak Kejaksaan Negeri Kabupaten Karo segera menyelidiki atau
memeriksa Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Karo yang cepat sekali ambruk. Proyek Pembuatan Talud
Penahan Tanah yang dikerjakan pada tahun anggaran 2019 ini berada di Desa
Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
“Ini (Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah-red) harus diperiksa. Kita minta pihak Kejari Kabupaten
Karo turun ke lokasi untuk memeriksa,” kata Ketua Karang Taruna
Desa Ajijulu Rokki Pandia kepada Medikomonline
di Ajijulu, Senin (13/01/2020).
Sebagaimana diketahui, bronjong yang
dibangun dalam Proyek
Pembuatan Talud Penahan Tanah telah ambruk ke jurang. Akibatnya, tujuan
pembangunan bronjong yang dibangun dalam Proyek Pembuatan
Talud Penahan Tanah tidak akan tercapai karena bronjong yang telah ambruk tidak
mampu menahan tebing tanah yang berada di pinggir ruas Jalan
Ajijulu-Ajimbelang. Artinya, penggunaan anggaran Dinas PUPR Karo mubajir dan
berpotensi ada kerugian Negara karena kualitas konstruksi bronjong tidak kuat.
Kepala Desa Ajijulu Matius
Perangin-angin juga turut memberikan tanggapan tentang ambruknya bronjong Proyek Pembuatan
Talud Penahan Tanah tersebut. “Kalau kondisinya seperti
ini, bangunan ini tidak akan kokoh karena tidak ada pertahanan di bagian
dasar bronjong,” ujar Matius saat dikonfirmasi Wartawan Medikomonline di Desa Ajijulu, Senin (13/01/2020) pukul
07:45 WIB.
Bronjong yang dibangun Dinas PUPR Karo
dalam Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah ambruk
menimpa lahan bambu Elias Sinuhaji yang juga warga Ajijulu. Elias Sinuhaji
mengatakan, dia merasa keberatan sebagai pemilik lahan.
“Kalau kondisi bronjong seperti ini
(ambruk-red), jika terjadi lagi longsor, bambu saya bisa tambah rusak,” ujarnya
kepada Medikomonline di Ajijulu, Senin (13/01/2020).
“Lagian perjanjian dari awal bukan
seperti itu. Perjanjiannya ada dibuat parit di pinggir bronjong sebagai
saluran air mengalir ke bawah, bukan melalui bronjong,” kata Elias yang menilai
pihak Dinas PUPR Karo dan kontraktor tidak menepati janji tersebut.
Sebelumnya
juga salah seorang warga Desa Ajijulu, Luter Perangin-angin turut menyaksikan
bronjong yang sudah runtuh tersebut. Warga
menduga proyek bronjong ini dikerjakan asal-asal dan
mengejar target supaya tepat waktu, namun kualitas konstruksi bronjong
tidak diperhatikan.
Berdasarkan pengamatan Medikomonline di lokasi proyek Pembuatan Talud
Penahan Tanah di Desa Ajijulu bahwa selama pengerjaan proyek tidak ada plang
proyek yang dipasang Dinas PUPR Karo maupun pihak kontraktor.
Anehnya,
setelah bangunan bronjong Talud Penahan Tanah ambruk, baru dipasang plang proyek. Beberapa
kali di soroti oleh media nasional dan lokal tentang
transparansi proyek ini, barulah pihak pelaksana memasang
plang proyeknya .
Padahal
dari awal Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembuatan Talud Penahan Tanah, Dinas
PUPR Karo Binar Tarigan mengatakan kepada
wartawan pada tanggal 09 Januari 2020 di halaman kantor Dinas PUPR Karo, pihaknya
sudah memasang plang itu. Namun kenyataannya, plang proyek baru dipasang
setelah proyek selesai dan ambruk.
Setelah
plang proyek dipasang pascaambruknya bronjong, sekarang sudah jelas dan terlihat
siapa pelaksana kegiatan Pembuatan Talud Penahan Tanah. Dalam plang
proyek tertera Nomor Kontrak 620/1536/PPK-BM/2019. Pelaksananya adalah CV Kata
Kita. Nilai Fisik Rp181.590.909.00, PPN Rp18.159.091dengan jumlah Rp199.750.000.00.
Direktur
CV Kata Kita ini adalah Robbi Ginting, dengan alamat kantor Jalan Kapten Bangsi
Sembiring No 154 Kabanjahe.
Hasil
pantauan wartawan di lapangan pascaambruknya bronjong, talud penahan
tanah ini masih rawan sekali longsor karena tidak ada penahan yang kokoh
di bagian dasar talud. Selain itu, perbaikan pascaambruknya
bronjong talud ini, tidak dimulai dari bawah.
Penjelasan Pejabat
Dinas PUPR Karo
Pekerjaan
bronjong Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah yang dimulai awal Desember 2019
itu dikerjakan oleh kontraktor yang tidak diketahui nama
perusahaannya karena tidak ada plang proyek di lokasi pekerjaan. Kemudian konstruksi
bronjong yang dipantau wartawan pada tanggal 31 Desember 2019 terlihat sudah ambruk
ke jurang.
Untuk
mengetahui penyebab ambruknya bronjong tersebut, pada hari Rabu (08/01/2020),
Wartawan Medikomonline menghubungi
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Karo Mitcon Purba melalui telepon selulernya. Namun konfirmasi yang
disampaikan melalui SMS tersebut tidak ada jawaban dari Kabid Bina Marga
tersebut.
Karena tidak berhasil mengonfirmasi Kabid Bina Marga, Medikomonline juga mengonfirmasi Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Binar Tarigan yang menangangi proyek bronjong tersebut pada
keesokan harinya, Kamis (09/01/2020) di halaman kantor Dinas PUPR Karo,
Kabanjahe.
Ketika ditanya nama perusahaan kontrakor pelaksana pekerjaan
bronjong ini, Binar mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui nama perusahaan
kontraktor pelaksananya. Jawaban Binar tersebut diduga bermaksud melindungi
pihak kontraktor. Karena sebagai PPK, Binar tentu mengetahui nama kontraktor
yang ada dalam dokumen kontrak maupun ketika berita acara serah terima
pekerjaan.
Mengenai plang proyek yang selama ini dipantau Medikomonline tidak ada dipasang di
lokasi pekerjaan, Binar kembali mengatakan plang proyek telah dipasang. “Masalah plang itu ada kok,” katanya.
Ketika Medikomonline
kembali menanyakan posisi palng dipasang, Binar pun tidak bisa menjawab atau
menjelaskannya. Pun juga mengenai jenis jaring kawat yang dipakai untuk bronjong
itu ditanya apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang di butuhkan, kembali Binar juga tidak bisa memberi
penjelasan.
Masih pada hari Kamis (09/01/2020), pukul 09:05 WIB, Medikomonline kembali turun ke lokasi
untuk memastikan kondisi bronjong di Desa Ajijulu tersebut. Alhasil Medikomonline
berjumpa dengan para pekerja yang memperbaiki bronjong tersebut.
Ketika Medikomonline menanyakan kepada para pekerja tentang
penyebab bronjong ambruk, mereka hanya menjawab karena faktor hujan. “Mungkin
karena hujan bang, tanahnya jadi lembek,” kata mereka.
Medikomonline kembali menanyakan apakah di bagian bawah
tidak dibuat pertahanan untuk bronjong tersebut, pekerja tersebut mengatakan
tidak ada. “Tidak bang,” jawab salah seorang dari pekerja tersebut.
Setelah itu Medikomonline bertanya lagi siapa pihak rekanan
kontraktor yang mengerjakan bronjong tersebut. Mereka menjawab, “Kami
hanya disuruh PU pak. Kami tidak tahu siapa pemborongnya.” Kemudian mereka meneruskan
pekerjaannya.
Berdasarkan pantauan dan konfirmasi wartawan pada masyarakat di lapangan, mereka meragukan kekuatan bronjong tersebut karena tidak ada dipasang cerucuk di bagian dasar pembuatan beronjong tersebut.
Terkait dengan hal ini,
masyarakat meminta kepada pihak penegak hukum untuk memeriksa
pihak yang bersangkutan dalam kegiatan ini.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer