Penulis: Tekwasi/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1338 kali
KABANJAHE,
Medikomonline.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menyerahkan tiga unit sumur bor air bersih kepada Pemerintah Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, belum lama ini. Penyerahan sumur bor dipusatkan di Desa
Nang Belawan II, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, di hunian tetap
(Huntap) pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang selama sembilan
tahun telah mengalami erupsi.
Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM), Badan Pengatur
Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Kementerian ESDM Dr Ir Patuan Alfon
Simajuntak MM MKKK menyerahkan sumur bor tersebutu kepada Bupati Karo Terkelin
Berahmana SH yang diwakili oleh Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Martin Sitepu.
Simajuntak mengatakan, Bupati Karo Terkelin
Berahmana SH pernah datang ke Kementerian ESDM dan menyampaikan
permasalahan yang dialami oleh pengungsi erupsi Gunung Sinabung pada saat
itu tentang sarana air bersih. “Supaya masyarakat pengungsi terbantu, maka
pada hari ini permintaan yang disampaikan oleh pengungsi melalui
pemerintah kab Karo akan diadakan penyerahan (sumur
bor-red),” kata Simajuntak.
Lanjutnya, sumur bor yang diserahkan ini sebanyak 3
unit di Kabupaten Karo, yaitu untuk Kecamatan Simpang Empat di Desa Nang
Belawan dan Desa Ndokum Siroga, dan Kecamatan Tiga Panah di Desa Suka
Maju. Sebanyak 17 unit sumur bor air bersih telah selesai dibangun Kementerian
ESDM di Provinsi Sumatra Utara di tahun 2018, dan tiga di antaranya di
Kabupaten Karo.
Simajuntak menambahkan, dengan diadakannya
penyerahan ini sumur bor ini menandakan bahwa sumur bor yang telah
dibangun tahun 2018, dapat secara penuh digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air bersih.
“Penyerahan ini juga dimaksud sebagai bahan
sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian
ESDM memiliki program yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat, yaitu
pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam. Di mana
beberapa daerah di wilayah Propinsi Sumatra Utara mengalami permasalahan
penyediaan air bersih karena kondisi alamnya, maupun keadaan pascabencana
letusan Gunung Sinabung,” kata Simajuntak.
Tiga unit sumur bor tersebut mempunyai
spesifikasi teknis kedalaman hingga 125 meter dan kisaran debit 1 liter/detik
sampai dengan 2,5 liter/detik. Konstruksi pipa besi galvanis dengan diameter
6", pasokan listrik dari genset dengan kapasitas 10 hingga 12 kvA
mengunakan pompa selam (submersible) 2,99 PK dan dilengkapi dengan rumah
genset, rumah pompa dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter dengan
debit air rata rata 1,8liter/detik. Setiap sumur bor mampu melayani kebutuhan
air bersih sampai dengan 2.592 jiwa.
Menurut Simajuntak, Program Sumur Bor yang dimulai
sejak tahun 2000-an ini. Terhitung dari tahun 2005 sampai dengan 2018
sebanyak 2.288 unit sumur bor air bersih dapat dibangun untuk melayani
kurang lebih 6,6 juta jiwa masyarakat di daerah sulit air bersih yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke.
“Seiring dengan keberhasilan program ini dalam mengentaskankan permasalahan air
bersih di daerah sulit air, Kementerian ESDM terus menambah anggaran program
ini untuk menjangkau masyarakat daerah yang sulit air yang lebih
banyak,” tambah Simajuntak.
Kata dia, banyaknya permintaan sumur bor air tanah
menandai banyak kekurangan air bersih dan kualitas air yang kurang baik. Pada
tahun 2018 Kementerian ESDM telah mencapai target dalam membangun
sumur bor sebanyak 506 unit di seluruh Indonesia dan jumlah tersebut meningkat
2 kali lipat dibanding tahun 2017.
Hadir dalam penyerahan tersebut Bupati
Karo yang diwakili oleh Kalak BPBD Martin Sitepu, Camat Simpang Empat,
Kepala Desa (Kades) Berastepu Gemuk Sitepu, Kades Nang Belawan, Danramil Simpang
Empat Kapten J Surbakti, masyarakat pengungsi Nang Belawan ll, tokoh agama dan
tokoh masyarakat.
Bupati Karo yang diwakili oleh
Martin Sitepu mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh
Kementerian ESDM.
Pada waktu yang bersamaan, Danramil Simpang Empat
juga meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian ESDM supaya membantu
atau memperhatikan kebutuhan pengungsi, baik infrastruktur
begitu juga dengan transportasi ke desa tempat pengungsi. Seharusnya Huntap
sudah ditempati 343 kepala keluarga (KK), namun sampai seakarang baru
ditempati oleh 50 KK.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer