Penulis: A.Rochman / Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 1887 kali
GARUT, Medikomonline.com
- Begitu banyak dana yang digelontorkan pemerintah pusat
mau pun daerah membangun infrastruktur perdesaan untuk memudahkan aktivitas masyarakat menjalankan roda perekonomian, tetapi
kenyataan di lapangan terlihat jelas bangunan yang diduga dikerjakan asal-asalan.
Seperti tembok
penahan tanah (TPT) sayap Jembatan Citameng, sebelah kanan tembok terlihat
jelas patah tiga. Jembatan ini berada di lokasi perbatasan antara Desa Sukamulya
dan Desa Maripari.
Menindaklanjuti
pemberitaan sebelumnya terkait pelaksanaan Pembangunan Tembok Penahan Tanah
(TPT) sayap jembatan jalan pembatas antara Desa Sukamulya, Kecamatan Pangatikan
dan Desa Maripari Kecamatan Sukawening, tepatnya berada di Kp. Citameng RT 02,
RW 01 dan Rw 13 yang diduga bermasalah.
Kini Pembangunan TPT
ini menjadi polemik sebagian warga Desa Sukamulya dan Desa Maripari. Sampai
saat ini kerusakan TPT belum diperbaiki kembali, seakan pihak Dinas PUPR dan CV
tutup mata.
Terkait sayap Tembok
Penahan Tanah ( TPT ) Jembatan yang
dikeluhkan warganya, saat dikonfirmasi di rumahnya, Kepala Desa Sukamulya Jono
menyampaikan, “Memang warga masyarakat Desa Sukamulya mengeluhkan kepada saya."
“Bahwa tembok penahan
tanah hilir Jembatan Citameng yang menghubungkan Desa Sukamulya dan Desa Maripari yang dibangun oleh pihak
ketiga, padahal sudah dua kali diperbaiki namun saat ini roboh lagi,"
imbuhnya.
Tampak dengan kasat
mata, sebelah kanan tembok terlihat jelas patah tiga. “Dari itu saya sebagai Kepala
Desa Sukamulya sangat berharap kepada Dinas PUPR Kab. Garut dan CV yang membangun
untuk segera diperbaiki kembali, agar tidak terjadi gejolak di masyarakat. Terjadi
kesalahpahaman warga terhadap Pemerintahan Desa, karena mengenai pembangunan
jembatan tersebut bukan ranah desa, karena desa hanya sebagai penerima manfaat
saja," tutur Kades Jono.
Tembok Penahan Tanah (TPT) sayap kanan Jembatan Citameng terlihat
jelas patah tiga.
Ketika dikonfirmasi
via whatsapp, Kepala UPT- PUPR Kecamatan Pangatikan Idris menjelaskan, pekerjaan
di lapangan yang dikerjakan oleh pihak ketiga bahwa pekerjaan tersebut tidak
maksimal sehingga Pembangunan TPT itu jadi mudah roboh.
“Dan kami mohon oleh
PPK dan pihak ketiga untuk segera perbaiki lagi karena saya sudah melaporkannya
dan mempersilahkan kami untuk menanyakan ke Bapak Yayan sebagai bertanggung
jawab PPK Dinas PUPR Kabupaten Garut,” kata Idris.
Dugaan pembangunan Jembatan
Citameng asal-asalan semakin terkuak. Menurut keterangan sala satu warga yang tidak mau disebut
namanya, salah satu contoh pembuatan loneng jembatan, dibuat hanya sebelah
hilir saja sedangkan yang hulu tidak diapa-apakan sama sekali.
“Masa di RAB-nya
hanya dibangun sebelah, kan tidak mungkin. Masa ada jembatan simping sebelah
dan baru beberapa bulan sudah rusak lagi dan masa itu harus diperbaiki oleh desa.
Desa itu sekedar penerima manfaat, bukan terimah pembangunan yang asal-asalan,"
kata nara sumber sambil pergi tersenyum basi.
Menurut
penelusuran media di lapangan, dari keterangan beberapa warga menjelaskan, kegiatan
Pembangunan TPT tersebut mengundang kejanggalan dan diduga kuat tidak sesuai
dengan RAB dan terkesan asal jadi.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer