Penulis: Herz_Cms.
1 Tahun lalu, Dibaca : 735 kali
KAB. CIAMIS, Medikomonline.com – Dua proyek pekerjaan
peningkatan jalan desa yang bersumber Dana Desa (DD) tahap 1 tahun 2023 di Desa
Purwadadi, Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat masih menjadi
pergunjingan warga.
Sebelumnya muncul pemberitaan
di beberapa media online mengenai pekerjaan jalan desa diduga salahi RAB hingga
menuai kontra dari warga sekitar.
Mulai gelaran batu yang sama
besar dihampar, tidak menggunakan pemadatan alat berat juga setelah jadi cor
beton, atasnya ditaburi aspal dan ditutup screen (batu kecil) atau pasir kasar.
Metode pekerjaan seperti itu menurut beberapa warga janggal alias tidak jelas mengacu pada metode pekerjaan, dan itu pun sarat akan masalah.
Kepala Desa (seragam PDH),
Sekdes (kiri), Kaur Ekbang (kedua kiri) saat dikonfirmasi Wartawan, Senin
(3/4/2023).
Akan tetapi Kepala Desa
Purwadadi, Markun Marhani, Senin (3/4/2023) di ruang kerjanya didampingi Sekdes
dan Kaur Ekbang, Tuyan kepada Medikomonline.com, mengatakan kalau
pekerjaan tersebut sudah sesuai RAB, meski Tuyan mengaku ada material batu yang
tidak sesuai.
"Insya Alloh berdasarkan
keyakinan pekerjaan ini sudah sesuai perencanaan/RAB. Dan pengalaman dirinya
bertahun-tahun mengerjakan pekerjaan jalan dari dulu sejak masih belum kerja di
desa sampai miliaran rupiah saya biasa menangani/mengerjakan dan begitu,"
jelasnya.
Menurutnya, gelaran batu itu
menggunakan batu ukuran 5/7, walaupun diakui tidak semua sama karena pihaknya
membeli ukuran itu yang datang pasti tidaklah sama dalam satu mobil/dum truck.
"Sehingga kita
kepinggirkan batu-batu besar yang tidak terpakai," terang Tuyan sekaligus
Ketua TPPK pekerjaan jalan Desa tersebut.
"Tebal cor beton semua pekerjaan 15 cm. Panjang pekerjaan pada titik tangkeban kurang lebih 470 meter, lebar 3,2 meter sedangkan titik Jln. Pramuka Panjang 195 meter, lebar variatif ada yang 2 - 3,2 meter dan itu menyesuaikan kondisi jalan sehingga di titik Pramuka kami masih harus menambah volume sekitar 20 meteran supaya volumenya masuk," tutur Tuyan.
Hasil pekerjaan Jln. Pramuka
Purwadadi, Senin (3/4/2023).
Disinggung apakah material
batu yang dihampar sesuai RAB, tanpa dipadatkan dan ada pemasangan aspal di
atas cor beton, Tuyan menjelaskan, "Pekerjaan tersebut materialnya
demikian, dan metode pekerjaannya pun tidak menggunakan alat berat, karena
dalam RAB memang demikian. Sementara kalau labur aspal hanya beberapa senti
meter saja, karena itu hanya untuk labur saja."
Lebih lanjut Tuyan
menjelaskan, pekerjaan desa ini berbeda dengan kebiasaan dilakukan pekerjaan
pemerintah.
"Pekerjaan ini sudah hasil kesepakatan kami di desa bahwa pekerjaannya demikian," jelasnya.
Pekerjaan cor beton ditabur aspal
dan pasir kasar tanpa alat berat di Dusun Tangkeban, Selasa (4/4/2023).
Terpisah, warga Dusun
Tangkeban Purwadadi, Solehudin yang akrab disapa Alex, Selasa siang (4/4/2023)
kepada Medikomonoine.com, Dia merasa aneh dan bingung dengan metode
pekerjaan yang diterapkan.
"Sesungguhnya itu mau
bikin apa? Kalau mau bikin jalan cor rabat beton ya rabat beton saja, jangan
lantas bikin rabat beton di atasnya ditaburi aspal dan pasir kasar,"
ucapnya.
Dirinya menyinggung apa yang
disampaikan Desa bahwa batu yang digelar itu batu 5/7 menurutnya, itu bukan
batu 5/7. Karena batunya rekatif besar-besar.
Lebih lanjut Alex
menerangkan, pekerjaan jalan cor beton selanjutnya ditaburi aspal dan pasir
kasar, juga tanpa dipadatkan. Ini menurutnya salah metode pekerjaan.
"Aspal dan screen/pasir kasar dipasang di atas cor beton itu tidak dapat menyatu. Beton ini keras maka tidak akan bisa menyatu sekalipun itu dipadatkan menggunakan alat berat. Fungsi dari aspal dan pasir kasar atau tabur screen/batu kecil (kerikil) itu untuk apa? Tidak ada fungsinya, malah sebenarnya hanya menghamburkan uang negara saja. Mana tidak ada di bawah cor beton dikasih plastik sebagai kedap air saat proses terbentuknya rabat beton," katanya.
Tebal cor rabat beton potensi terkurangi volume coran rabat beton. (diambil pada titik Jln. Pramuka).
"Gelaran batu yang besar-besar
di atas cor rabat beton pun itu potensi mengurangi volume rabat betonnya.
Meskipun oke lah itu ditutup
dengan cor beton, namun pekerjaan jalan itu tentunya juga harus benar pekerjaan
lantai kerjanya.
Apalagi pekerjaan di dua
titik pekerjaan jalan tersebut itu dilalui mobil-mobil besar. Kalau pekerjaan
hanya di gang-gang kecil yang kendaraan roda empat tidak masuk masih bisa
ditolelir.
"Tapi ini kan pekerjaan
jalan kategori besar karena status jalan tersebut adalah jalan Desa," pungkas
Alex dan beberapa warga.
Sementara Camat Purwadadi,
Yoyo Sutaryo, Senin (3/4/2023) di kantornya saat dimintai tanggapan mengenai
adanya dugaan penyimpangan pekerjaan, pihaknya sudah menegur sejak wartawan
mengkonfirmasikan kepadanya.
"Kita langsung memantau
pekerjaan sebagaimana yang disampaikan wartawan. Dan kami juga setiap saat dari
mulai pertama kegiatan melaksanakan pemantauan/monitoring yang melalui Kasi
Pembangunan. Bahkan menurut keterangan desa, material berupa batu yang
diindikasi menyalahi ketentuan, itu akan diganti oleh pihak desa," terangnya.
“Namun apabila pahitnya atau
memang sudah benar nantinya adanya dugaan indikasi penyimpangan pada pekeejaan
sudah bukan lagi urusan kami di Kecamatan melainkan itu nanti bisa di
inspektorat (APIP) atau dinas terkait," pungkas Camat.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer