Loading

Pemdes Purwadadi Tepis Tudingan Miring Pekerjaan Jalan, Warga Masih Menyoal


Penulis: Herz_Cms.
1 Tahun lalu, Dibaca : 548 kali


Pekerjaan cor beton di Dusun Tangkeban, ditaburi aspal dan pasir kasar tanpa alat berat. (Foto: Herz_Medikomonline.com Selasa, 4/4/2023).

KAB. CIAMIS, Medikomonline.com Dua proyek pekerjaan peningkatan jalan desa yang bersumber Dana Desa (DD) tahap 1 tahun 2023 di Desa Purwadadi, Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat masih menjadi pergunjingan warga.

Sebelumnya muncul pemberitaan di beberapa media online mengenai pekerjaan jalan desa diduga salahi RAB hingga menuai kontra dari warga sekitar.

Mulai gelaran batu yang sama besar dihampar, tidak menggunakan pemadatan alat berat juga setelah jadi cor beton, atasnya ditaburi aspal dan ditutup screen (batu kecil) atau pasir kasar.

Metode pekerjaan seperti itu menurut beberapa warga janggal alias tidak jelas mengacu pada metode pekerjaan, dan itu pun sarat akan masalah.

Kepala Desa (seragam PDH), Sekdes (kiri), Kaur Ekbang (kedua kiri) saat dikonfirmasi Wartawan, Senin (3/4/2023).

Akan tetapi Kepala Desa Purwadadi, Markun Marhani, Senin (3/4/2023) di ruang kerjanya didampingi Sekdes dan Kaur Ekbang, Tuyan kepada Medikomonline.com, mengatakan kalau pekerjaan tersebut sudah sesuai RAB, meski Tuyan mengaku ada material batu yang tidak sesuai.

"Insya Alloh berdasarkan keyakinan pekerjaan ini sudah sesuai perencanaan/RAB. Dan pengalaman dirinya bertahun-tahun mengerjakan pekerjaan jalan dari dulu sejak masih belum kerja di desa sampai miliaran rupiah saya biasa menangani/mengerjakan dan begitu," jelasnya.

Menurutnya, gelaran batu itu menggunakan batu ukuran 5/7, walaupun diakui tidak semua sama karena pihaknya membeli ukuran itu yang datang pasti tidaklah sama dalam satu mobil/dum truck.

"Sehingga kita kepinggirkan batu-batu besar yang tidak terpakai," terang Tuyan sekaligus Ketua TPPK pekerjaan jalan Desa tersebut.

"Tebal cor beton semua pekerjaan 15 cm. Panjang pekerjaan pada titik tangkeban kurang lebih 470 meter, lebar 3,2 meter sedangkan titik Jln. Pramuka Panjang 195 meter, lebar variatif ada yang 2 - 3,2 meter dan itu menyesuaikan kondisi jalan sehingga di titik Pramuka kami masih harus menambah volume sekitar 20 meteran supaya volumenya masuk," tutur Tuyan.

Hasil pekerjaan Jln. Pramuka Purwadadi, Senin (3/4/2023). 

Disinggung apakah material batu yang dihampar sesuai RAB, tanpa dipadatkan dan ada pemasangan aspal di atas cor beton, Tuyan menjelaskan, "Pekerjaan tersebut materialnya demikian, dan metode pekerjaannya pun tidak menggunakan alat berat, karena dalam RAB memang demikian. Sementara kalau labur aspal hanya beberapa senti meter saja, karena itu hanya untuk labur saja."

Lebih lanjut Tuyan menjelaskan, pekerjaan desa ini berbeda dengan kebiasaan dilakukan pekerjaan pemerintah.

"Pekerjaan ini sudah hasil kesepakatan kami di desa bahwa pekerjaannya demikian," jelasnya.

Pekerjaan cor beton ditabur aspal dan pasir kasar tanpa alat berat di Dusun Tangkeban, Selasa (4/4/2023). 

Terpisah, warga Dusun Tangkeban Purwadadi, Solehudin yang akrab disapa Alex, Selasa siang (4/4/2023) kepada Medikomonoine.com, Dia merasa aneh dan bingung dengan metode pekerjaan yang diterapkan.

"Sesungguhnya itu mau bikin apa? Kalau mau bikin jalan cor rabat beton ya rabat beton saja, jangan lantas bikin rabat beton di atasnya ditaburi aspal dan pasir kasar," ucapnya.

Dirinya menyinggung apa yang disampaikan Desa bahwa batu yang digelar itu batu 5/7 menurutnya, itu bukan batu 5/7. Karena batunya rekatif besar-besar.

Lebih lanjut Alex menerangkan, pekerjaan jalan cor beton selanjutnya ditaburi aspal dan pasir kasar, juga tanpa dipadatkan. Ini menurutnya salah metode pekerjaan.

"Aspal dan screen/pasir kasar dipasang di atas cor beton itu tidak dapat menyatu. Beton ini keras maka tidak akan bisa menyatu sekalipun itu dipadatkan menggunakan alat berat. Fungsi dari aspal dan pasir kasar atau tabur screen/batu kecil (kerikil) itu untuk apa? Tidak ada fungsinya, malah sebenarnya hanya menghamburkan uang negara saja. Mana tidak ada di bawah cor beton dikasih plastik sebagai kedap air saat proses terbentuknya rabat beton," katanya.

Tebal cor rabat beton potensi terkurangi volume coran rabat beton. (diambil pada titik Jln. Pramuka). 

"Gelaran batu yang besar-besar di atas cor rabat beton pun itu potensi mengurangi volume rabat betonnya.

Meskipun oke lah itu ditutup dengan cor beton, namun pekerjaan jalan itu tentunya juga harus benar pekerjaan lantai kerjanya.

Apalagi pekerjaan di dua titik pekerjaan jalan tersebut itu dilalui mobil-mobil besar. Kalau pekerjaan hanya di gang-gang kecil yang kendaraan roda empat tidak masuk masih bisa ditolelir.

"Tapi ini kan pekerjaan jalan kategori besar karena status jalan tersebut adalah jalan Desa," pungkas Alex dan beberapa warga.

Sementara Camat Purwadadi, Yoyo Sutaryo, Senin (3/4/2023) di kantornya saat dimintai tanggapan mengenai adanya dugaan penyimpangan pekerjaan, pihaknya sudah menegur sejak wartawan mengkonfirmasikan kepadanya.

"Kita langsung memantau pekerjaan sebagaimana yang disampaikan wartawan. Dan kami juga setiap saat dari mulai pertama kegiatan melaksanakan pemantauan/monitoring yang melalui Kasi Pembangunan. Bahkan menurut keterangan desa, material berupa batu yang diindikasi menyalahi ketentuan, itu akan diganti oleh pihak desa," terangnya.

“Namun apabila pahitnya atau memang sudah benar nantinya adanya dugaan indikasi penyimpangan pada pekeejaan sudah bukan lagi urusan kami di Kecamatan melainkan itu nanti bisa di inspektorat (APIP) atau dinas terkait," pungkas Camat.

 

Tag : No Tag

Berita Terkait