Loading

Bukan salah Mama mengandung


Penulis: Ainun
13 Hari lalu, Dibaca : 80 kali


Ainun

Oleh Ainun

(Guru SLBN Tasikmalaya)

 

Indah duduk termenung di sebuah bangku tua di taman belakang rumahnya. Di depannya dua orang gadis kecil berlari berkejaran di sela pepohonan. Kedua gadis kecil itu Adalah Vina dan Vita buah hatinya yang masih berumur 5 dan 8 tahun.

Indah Adalah seorang Wanita tunanetra total yang menjadi guru SLB di kotanya. Dia mengajar sudah hamper 10 tahun semenjak lulus kuliah.

Sore itu Indah merasa galau. Keceriaan kedua buah hatinya tidak bisa menenangkannya. Entah mengapa Indah teringat kepada kakak satu-satunya. “Bagaimana kondisi kakak sekarang ya?” gumannya dalam hati. Masih terngian peristiwa 12 tahun silam di benaknya. Sebuah peristiwa yang akhirnya memisahkan dua orang kakak beradik.

###

Saat itu ibunya masih ada. Di kamar kontrakan kakaknya, Andini bercerita dengan suara tertahan, “Mama, aku sudah putus dari Mas Anton. Dia memutuskanku karena aku mempunyai adik tunanetra. Keluarga Mas Anton takut kalau keturunan keluarganya rusak jika Mas Anton menikah denganku.” Ucap Andini dengan suara parau.

Indah dan Mamanya hanya terdiam. Meskipun Indah tidak melihat reaksi wajah mamanya, tapi dia tahu Mamanya sangat terpukul mendengar cerita itu. Indah sendiri tidak bisa berbicara apa-apa. Hatinya sedih mendengar berita itu, tapi dia juga tidak bisa menerima begitu saja sikap dari Mas Anton dan keluarganya .

Di sela keheningan itu akhirnya Indah berkata lirih, “Hebat benar keluarga Mas Anton itu ya, dia tahu kalau keturunannya bisa rusak jika Kak Andini menikah dengan Mas Anton.” Ucap Indah dengan nada tetap tidak meninggi.

Mama dan Kak Andini tidak bersuara sepatah pun. Beberapa menit berlalu, yang ada hanya keheningan di antara mereka bertiga. Sampai akhirnya Mama berkata kepada Kak Andini “Kamu yang sabar ya Andini, mungkin bukan jodohnya.” Ucap Mama menenangkan.

Mendengar nasehat Mama, Kak Andini tidak menjawab. Indah tahu hati Kak Andini masih terluka. Meskipun selama ini Indah tidak terlalu dekat dengan kakaknya, namun Indah sangat menyayangi kakak satu-satunya itu.

Setahun kemudian, Kak Andini telah menemukan lelaki pengganti Mas Anton, namanya Mas Bima. Kak Andini pun menikah dengan Mas Bima dengan acara yang cukup meriah. Setelah pernikahannya Kak Andini pindah ke luar negeri Bersama suaminya. Namun peristiwa di kontrakan Kak Andini tetap membekas terhadap hubungan Indah dan kakaknya.

Kak Andini sekarang berbeda dengan Kak Andini yang dulu. Selain jarang pulang ke Indonesia, Kak Andini juga menjadi lebih cuek. Sikap dinginnya terkadang membuat Indah berpikir ulang, apa ada kata-katanya yang salah. Bahkan saat Indah menikah dengan lelaki tunanetra pilihannya pun Kak Andini seperti tidak merestuinya. Dari seorang kerabat, Indah mendengar Kak Andini pernah berucap, “Bertambah lagi tunanetra di keluarga ini.

Menghadapi sikap kakaknya tersebut, Indah tidak bisa berbuat apa-apa. Indah ingat pesan Mamanya sebelum meninggal, “Kamu yang sabar ya Indah, suatu saat Kakakmu pasti akan menyadari kalau dia membutuhkanmu.” Indah hanya mengiyakan. Dia tahu, sekarang bukan waktunya untuk banyak bicara.

Indah percaya bahwa Alah SWT pasti memberikan jalan terbaik. Saat ini pun Indah sudah bisa melihat kebesaran dan kuasa dari “Sang Pencipta” tersebut. Indah dan suaminya yang tunanetra Alhamdulillah masih dipercaya menjadi orang tua bagi kedua putrinya yang sehat walafiat. Indah bertekad akan berusaha membesarkan anak-anaknya dengan baik.

Sementara itu, Kak Andini sampai saat ini masih belum dikaruniai momongan, meskipun sudah berumah tangga selama sebelas tahun. Seakan Allah berfirman, “Indah kamu lebih pantas menjadi orang tua.” Wallahu Alam. Namun tak ayal sesekali terpikir juga bagi Indah, “Kenapa manusia begitu pandai menghakimi dan memvonis manusia lain? Sedangkan Allah SWT Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa tak pernah memvonis dan menghakimi hambanya seperti itu?”

###

Tag : No Tag

Berita Terkait