Penulis: Dadan Supardan
3 Tahun lalu, Dibaca : 1121 kali
BANDUNG, medikomonline.com – Salah
satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan oleh dosen adalah
pengabdian pada masyarakat. Guna mewujudkan pengabdian tersebut, beberapa dosen
PBA UPI mengadakan dua pengabdian masyarakat dalam wujud, 1) Pendampingan Nahwu berbasis learning together dan tarakib syai’ah
serta 2) Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Bahasa Arab/PAI dan
Manajemen Pembelajaran di Masa COVID-19.
Dua
program pengabdian ini merupakan kerjasama antara Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab FPBS Universtas Pendidikan Indonesia dengan Yayasan Daarul
Ma’arif Rahayu Maragaasih Bandung yang sebelumnya diawali dengan MoU antara
kedua belah pihak.
Program ini dilaksanakan pada pada 19 Agustus 2020. Dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB, terdiri dari 30 guru MTs dan MA Ma’arif Rahayu dan sekitarnya. Kegiatan ini dalam dua kali pertemuan, dan di sela sela kegiatan, Tim melaksanakan wawancara dan menyebarkan angket kepada peserta pengabdian.
Pemateri
pada workshop Pendampingan Nahwu berbasis learning together dan tarakib syai’ah ini adalah dosen-dosen Nahwu di Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI yaitu
Prof. Dr. Maman Abdurahman, M.Ag, Dr. Wagino Hamid
Hamdani, M.Pd, dan Hikmah Maulani, M.Pd. Mereka merupakan
pakar atau ahli pada bidang Ilmu Nahwu
sedangkan Pemateri pada Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Bahasa Arab/PAI, dan Manajemen
Pembelajaran di Masa COVID-19 ini
adalah dosen-dosen IT di Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI yaitu Drs. Tatang,
M.Hum dan Asep Irfan, M.Pd.
Terkait
workshop pendampingan Nahwu Prof. Maman
menjelaskan tentang urgensi Nahwu dalam memahami Alquran. Sejak bahasa Arab yang tertuang di dalam Al-Quran didengungkan
hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya
sebagai bahasa yang memiliki standar
ketinggian dan keelokan
linguistik yang tertinggi,
yang tiada taranya
“Bahasa Arab merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, serta
pemaparannya sangat dalam”.
Kemudian beliau menjelaskan di antara tujuan
pengajaran Nahwu: 1) Menumbuhkan kemampuan analisis dan pemahaman
fungsi dan hubungan antar kata dalam sebuah kalimat atau; 2) Melatih siswa
membuat uslub yang benar; 3) Menyelamatkan siswa dari kesalahan menulis
dan berbicara bahasa Arab; dan 4) Mengembangkan
kemampuan siswa membedakan yang salah dan yang benar dari setiap kalimat yang
didengar atau dibaca serta mampu menyebutkan alasannya.
Selanjutnya,
Maulani menjelaskan di antara hasil penelitian tim Nahwu adalah strategi
learning together dan tarakib syai’ah. Learning Together adalah teknik
dengan tujuan kelompok dan berbagi pendapat dan materi, pembagian kerja dan feedback
grup. Model ini menekankan pada empat unsur
yakni: 1) Interaksi tatap muka: para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4 sampai 5 siswa; 2) Interdependensi positif: para siswa bekerja
bersama untuk mencapai tujuan kelompok; 3) Tanggung jawab individual: para
siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai
materinya; dan 4) Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil:
para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan
mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan
mereka.
Pemateri ketiga Dr. Wagino Hamid Hamdani, menjelaskan bahwa manfaat Nahwu dan Sharaf dalam memahami Islam, beliau
menuturkan bahwa Nahwu itu terbagi kepada tiga bagian, 1) an-Nahwu
at-taqlidi, 2) an-Nahwu asy-syakli, dan 3) an-Nahwu at-tahwiili wa at-tauliidi. Begitu juga dengan i’rab, 1)
al-i’rab an-nadzhari, 2) al-i’rab at-ta’liimi, dan 3) al-i’rab at-tathbiiqi.
Sedangkan
dalam pelatihan Pemanfaatan Information
and Communication Technology (ICT) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab/PAI dan
Manajemen Pembelajaran di Masa COVID-19,
Tatang menjelaskan bahwa “pemanfaatan ICT pada saat ini sangatlah penting,
mengingat merebaknya pandemic COVID-19, semua guru khususnya guru Bahasa Arab
minimal harus mengetahui sistem pembelajaran secara virtual”. Ia juga
menjelaskan bahwa media yang ada untuk menajemen kelas di antaranya Google meet, classroom form, Edmodo,
Quizeez, dll. Namun pada pemanfaatan pembelajaran saat ini kita memfokuskan
pada aplikasi dalam google seperti Google
meet, classroom form. Karena yang paling mudah dijangkau dan digunakan.
Pada
dasarnya, pembelajaran secara digital ataupun daring yang berbasis IT ini sudah
ada sebelumnya dan cukup trend di dunia pendidikan kita, akan tetapi masih
banyak guru yang belum memahami metodenya apalagi mempraktikannya. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru dalam menggunakan aplikasi
pembelajaran secara digital.
Dalam
pelatihan ini, Tatang juga menjelaskan beberapa strategi pembelajaran daring di
masa pandemic COVID-19 ini. Pertama, tetapkan manajemen waktu,
dapat mengatur waktu belajar dengan teratur. Hal ini memudahkan pihak sekolah
memberikan batasan jadwal akses daring kepada murid-muridnya. Juga akan berbeda
jika penyedian layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh kepada
pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka. Kedua, persiapkan teknologi yang dibutuhkan.
Para guru harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan
layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya beberapa platform belajar
daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi seperti
komputer, gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga jaringan
internet yang laik. Ketiga, jaga komunikasi
dengan murid dan orang tua. Bagi yang belum terbiasa melakukan remote
learning, ia harus menyesuaikan diri untuk terus visible dan
berkomunikasi tanggap dengan murid atau orang tuanya. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup
khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus
dilakukan dengan tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk
menghindari kesalah pahaman. Gunakan momen-momen semacam ini untuk mengasah
keterampilan komunikasi daring yang dilakukan. Jika memang belum yakin dengan
hasil tugas yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera mungkin
untuk menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar.
Selanjutanya,
masuk pada tahapan aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran secara virtual
atau daring. Pemateri kedua Asep menjelaskan bahwa ada banyak aplikasi pembelajaran
secara virtual class yang dapat digunakan oleh guru. Aplikasi tersebut antara
lain adalah Rumah Belajar, Edmodo, Google Classroom, Quipper School, Webex, VC
Zoom, Whatsapp, Line, Telegram, Instagram, Ruang Guru, dll. Masing-masing
aplikasi yang desebutkan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Namun, guru dapat memilih aplikasi yang nyaman dan mudah sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan.
Asep
menjelaskan aplikasi yang mudah dalam pembelajaran secara daring atau virtual,
yaitu Google Classroom. Google Classroom merupakan salah satu aplikasi virtual
class yang menurut pemateri lebih sederhana, mudah digunakan dan dipahami.
Penggunaan aplikasi ini tidak membutuhkan proses instalasi khusus.
Penggunaanya
cukup dengan menggunakan akun email google masing-masing. Fitur dan menunya
tidak begitu sulit sehingga mudah digunakan oleh guru maupun siswa. Dengan
aplikasi ini guru dapat mengirimkan materi Bahasa Arab baik dalam bentuk narasi
baik video yang telah guru persiapkan sebelumnya.
Google
Classroom adalah suatu aplikasi pembelajaran campuran yang diperuntukkan
terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang bermaksud untuk menemukan jalan
keluar atas kesulitan dalam membuat, membagikan, dan menggolong-golonngkan
setiap penugasan tanpa kertas. Perangkat lunak ini telaj diperkenalkan sebagai
keistimewaan Google Apps For Education yang dipublikasikan sejak 12 Agustus
2014.
Adapun
tahapan yang harus dilakukan membuat pembelajaran menggunakan Google Classroom
sebagai berikut: Pertama, buka classroom.google.com; Kedua, di halaman kelas,
klik tambahkan (tanda +) lalu pilih buat kelas; Ketiga, masukan nama
kelas; Keempat, untuk memasukkan deskripsi singkat, tingkat kelas,
atau jadwal kelas, klik bagian dan masukkan detailnya; Kelima,
untuk menambahkan mata pelajaran, klik mata pelajaran, lalu masukkan nama
atau klik salah satu nama dari daftar yang muncul ketika memasukkan teks;
Keenam,
untuk memasukkan lokasi kelas, klik ruangan dan masukkan detailnya; Ketujuh,
klik buat. Kemudian, Google Classroom akan memberikan kode otomatis yang
berguna untuk dibagikan ke murid-murid.
Aplikasi
ini juga dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu sehingga memudahkan guru
untuk melakukan evaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan siswa. Di samping
itu, dengan aplikasi Goggle Classroom dapat dilakukan pemantauan proses diskusi
kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Siswa juga dapat mengulang
materi yang telah diposting agar lebih paham lagi. Hal ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Akhirnya,
kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu upaya Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universtas Pendidikan Indonesia dalam rangka share
pengalaman atau membimbing masyarakat guru sekitar Margaasih dalam memperdalam
dan mempermudah menguasai bahasa Arab menggunakan teknologi yang menunjang
pembelajaran selama masa pandemi COVID-19. Insya Allah, kegiatan ini akan
diteruskan ke tingkatan kedua, bagi yang lulus dalam tingkatan pertama, dan
begitu seterusnya, sampai mereka menguasai benar-benar beberapa aplikasi secara
baik.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer