Penulis: Indah Khoirunisa Tosin
3 Tahun lalu, Dibaca : 1322 kali
Oleh Indah Khoirunisa Tosin
(Mahasiswa PPKn FKIP UNPAS)
Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah Negara demokrasi, dalam pengaplikasian demokrasi
pasti ada aturan dan etika yang memang harus kita taati sebagai warga Negara
yang baik.
Partai Politik
adalah sebuah organisasi politik yang menjalankan ideologi tertentu dan
mempunyai manifesto Politik sendiri disesuaikan dengan tujuan partai politik
yang sudah diatur di AD/ART.
Begitupun dengan
Partai Demokrat yang sedang dicoba “dibajak” oleh pihak-pihak yang haus akan
kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara untuk bisa mengakusisi Partai
Demokrat.
KLB yang telah diselenggarakan
kemarin Jumat di Deliserdang itu sangat berdampak kepada paradigma politik kaum
milenial ataupun pemuda di Indonesia karena sangat jelas terlihat libido
kekuasaan orang-orang yang hadir di sana itu adalah orang-orang yang haus akan
kekuasaan tetapi tidak ingin menempuh proses prosedural yang benar dan bahkan
mengesampingkan akal sehat.
Kejadian seperti
kemarin itu sangat memalukan sekali bagi Negara Indonesia karena wajah negara Indonesia
ini sangat tercoreng dengan perilaku-perilaku para “gelandangan” politik
kemarin di Deliserdang, itu sangat tidak mencerminkan demokrasi Indonesia
sesungguhnya sehingga ini menjadi contoh kejadian yang sangat tidak baik bagi
para penerus pemimpin bangsa ke depan dalam hal ini para pemuda dan milenial.
Kejadian yang
pertama adalah partai dibajak oleh pihak eksternal dengan cara yang sangat
kasar. KLB yang dilaksanakan di Sumatra Utara Jumat lalu, sangat disayangkan.
Orang luar yang tiba-tiba masuk kedalam internal partai, dan menjadi ketua umum
partai dalam kongres tersebut. Padahal, syarat utama disahkannya KLB menurut
AD-ART pun juga harus diusulkan dan dihadiri 2/3 dari 34 ketua DPD, dihadiri
50% dari 514 Ketua DPC, dan disetujui oleh ketua Majelis Tinggi, sedangkan
dalam KLB kemarin tidak ada satu pun dari 34 Ketua DPD, 514 Ketua DPC, dan 1
Majelis Tinggi yang resmi tidak mendukung adanya, sudah jelas adanya KLB inkonstitusional
tidak berdasarkan konstitusi atau undang-undang yang berlaku.
Tindakan yang
kemarin dilakukan oleh orang-orang yang hadir di KLB adalah tindakan
pengkhianatan dan sangat pecundang baik yang dilakukan oleh mantan kader
ataupun ketua umum “bodong” terpilih sangat jelas memaksakan, jelas sekali
mencoreng kedaulatan, kehormatan, integritas, dan juga eksistensi dari Partai
Demokrat dan bahkan negara Indonesia yang memang jelas-jelas secara langsung
sangat melukai hati dari seluruh kader Partai Demokrat dan rakyat Indonesia.
Yang lebih melukai hati pun juga ketika partai diambil alih oleh pejabat negara
dalam pemerintahan yang memang seharusnya melindungi dan mengayomi
rakyat-rakyatnya termasuk partai di dalamnya.
Ketika sebuah
partai politik saja bisa diambil haknya direbut paksa, lantas bagaimana dengan
hak-hak rakyat kecil yang sudah banyak direbut paksa dan dibiarkan begitu saja?
Memang sangat miris demokrasi di negeri kita ini.
Saya berharap,
kita sama-sama berjuang dan melawan para pengkhianat dan pencundangisme yang
memang sudah memecah belah partai politik dan bangsa secara tidak langsung. Karena
sejatinya yang diungkapkan itu adalah kebenaran bukan pembenaran.
AHY tetap menjadi Ketua
Umum Partai Demokrat yang sah dan sangat diakui publik.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer