Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 1239 kali
Secara empiris, perjalanan politik elektoral
di Indonesia tidak bisa terlepas dari peran ulama atau para politisi yang
memiliki trah kuat dari para ulama. Tradisi politik elektoral di Indonesaia
ini, sampai sekarang masih tidak bisa dipisahkan dari sentralisasi karismatik
atau para ulama yang memiliki otoritas keumatan.
Terlepas klaim ini diterima atau tidak oleh
sebagian pengamat, sejarah perjalanan politik elektoral di Indoensia telah
sama-sama kita saksikan, bagaimana peran ulama dan para pelanjutnya banyak
mewarnai kemenangan-kemenangan politik dari satu partai tertentu.
Bahkan kalau mau jujur, peran ulama dengan
pesantrennya juga telah berjasa besar dalam melahirkan kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Pada konteks ini harus diakui bahwa ulama, trah ulama dan dunia
kepesantrenan selalu memegang peranan penting dalam mengarahkan peta
politik umat Islam dan masyarakat di Indonesia.
Secara sosiologis, peran ulama sebagai salah
satu rujukan masyarakat pernah dideskripsikan oleh Clifford Geertz tahun 1960.
Geertz telah menunjuk bahwa peran ulama sebagai perantara budaya bagi
masyarakat.
Peran “perantara penting” yang bisa mengiring
satu masyakarakat untuk mengikuti pilihan-pilihan budaya tertentu berdasarkan
rujukan para ulama. Bahkan sepakat dengan Eric Robert Wolf, seorang antropolog
menegaskan bahwa peran ulama, trah ulama dan dunia pesantren adalah komunikator
utama dalam masyarakat, khususnya berkaitan dengan aspek-aspek sosial yang
dianggap penting dari relasi kehendak lokal dengan kepentingan nasional bahkan
internasional.
Dalam konteks politik elektoral, ulama, trah
ulama, santri dan dunia pesantren merupakan jejaring klientelisme dan
patronase sosial yang telah memperlihatkan bukti sebagai kekuatan identitas
sosial yang mampu menentukan arah dan suara politik masyarakat. Walaupun pada
konteks kekinian kadang sebagain ulama, trah ulama dan dunia pesantren
hanya dijadikan sebagai ujung tombak lapis kedua dari usaha meraup suara
politik kandidat atau partai tertentu.
Terlepas dari partai lain, untuk PPP sebagai
rumah besar umat Islam di Indonesia tentu posisi dan peran ulama, trah ulama,
santri dan orang-orang yang memiliki jejaring kuat dengan dunia kesantrian
pesantren harus ditempatkan kembali sebagai sentral komunikator utama dalam
menyampaikan gagasan-gagasan politik kepartaianya agar bisa kembali mendapat
kepercayaan politik dari umat.
Oleh karena itu, tidak salah kalau dalam
momentum Muswil PPP Jawa Barat yang akan digelar sekitar akhir Maret, nama H Uu
Ruhzanul Ulum muncul ke permukaan dan sekaligus diharapkan menjadi sosok utama
yang dapat mengembalikan kejayaan PPP di Proveinsi Jawa Barat.
Kemunculan sosok H Uu Ruhzanul Ulum bukan
sesuatu yang tiba-tiba, tetapi memiliki kapital, alasan kuat dan rasional.
Sosok yang kebetulan hari ini mendapat amanah sebagai Wakil Gubernur Jawa
Barat, memiliki trah kuat dari seorang ulama karismatik, kesantriannya kuat dan
jejaring kepesantrenannya sangat luas.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer