Prof. Dr. Drs. H. Endang Komara, M.Si
4 Tahun lalu, Dibaca : 4054 kali
Oleh Prof. Dr.
ENDANG KOMARA, M.Si
(Guru Besar
LLDIKTI Wilayah IV Dpk pada Magister PIPS STKIP Pasundan, Ketua Paguyuban
Profesor LLDIKTI Wilayah IV, Ketua Dewan Pakar ASPENSI, Dewan Pakar ABPPTS
Pusat, Ketua Penasihat AP3KnI Jawa Barat dan Ketua Umum DPP GNP Tipikor, Komunitas Cinta Indonesia/KACI)
Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara
kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan,
mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran, yang dapat mendorong
terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning
society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri,
baik pada tataran individual juga manajerial.
Menurut
Mulyana (2007), bahwa lesson study sebagai
salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan pada prinsip-prinsip kolegitas
dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar.
Dengan
demikian, maka lesson study merupakan
suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegitas dan mutual learning untuk membangun learning community (masyarakat belajar).
Ciri-ciri lesson study antara lain: Pertama, tujuan bersama untuk jangka panjang.
Lesson study didahului adanya
kesepakatan dari guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam
kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya
tentang pengembangan kemampuan akademik peserta didik, pengembangan kemampuan
individual peserta didik dan sebagainya. Kedua,
materi pelajaran yang penting. Lesson
study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting
dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran peserta didik serta sangat sulit
untuk dipelajari peserta didik. Ketiga, studi
tentang peserta didik secara cermat. Fokus yang paling utama dari lesson study adalah pengembangan dan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik, misalnya apakah peserta didik
menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana peserta didik
bekerja dalam kelompok kecil dan sebagainya. Keempat, observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung
boleh dikatakan merupakan jantungnya lesson
study . untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang
dilaksanakan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat tayangan
video, namuh juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung.
Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap
dan bukan sebagai pengganti.
Menurut
Daryanto dan Syaiful Karim (2017), bahwa tujuan lesson study sebagai berikut: Pertama,
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik
belajar dan guru mengajar. Kedua, memperoleh
hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar
peserta lesson study. Ketiga, meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. Keempat, membangun sebuah pengetahuan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Dengan
demikian tujuan lesson study di antaranya untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar; hasil
pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru yang lain; pembelajaran secara
inkuiri dan kolaboratif; serta menimba pengetahuan secara pedagogis dari guru
lainnya.
Sementara
itu, Lewis (2002), menjelaskan manfaat lesson
study antara lain: Pertama, memikirkan
secara lebih teliti tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan
kepada peserta didik. Kedua, memikirkan
secara mendalam tentang tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan
peserta didik, misalnya tentang arti penting persahabatan, pengembangan
perspektif dan cara berfikir peserta didik, serta kegandrungan peserta didik
terhadap ilmu pengetahuan. Ketiga, mengkaji
tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar
dan para guru lain (peserta atau partisipan lesson
study). Keempat, belajar tentang
materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa
yang harus diberikan kepada peserta didik. Kelima,
mengembangkan keahlian dalam megajar, baik pada saat merencanaka maupun
selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Keenam, membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam
arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang,
baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan peserta
didik. Ketujuh, mengembangkan ‘’the eyes to see student’’ , dalam arti
dengan dihadirkannya para pengamat (observer),
pengamatan tentang perilaku belajar peserta didik bisa semakin detail dan
jelas.
Lesson study merupakan alternative model pengembangan kualitas
pembelajaran yang efektif, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, karena dalam lesson study terdapat
sejumlah indikator yang dapat meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan
proses pembelajaran, motivasi dan aktivitas peserta didik dalam PBM. Indikator
tersebut antara lain: pertama, pengembangan
lesson study dilakukan dan didasarkan
pada hasil ‘’sharing’’ pengetahuan
profesional para guru yang terlibat. Kedua,
penekanan yang mendasar pada lesson
study adalah agar para peserta didik memiliki kualitas belajar yang tinggi.
Ketiga, dalam lesson study disusun oleh para guru secara kolbaoratif, maka mereka
dapat (a) menentukan secara bersama-sama tujuan pembelajara yang cocok dengan
kondisi peserta didik, (b) mengkaji dan meningkatkan pembelajaran yang
bermanfaat bagi peserta didik, (c) merencanakan pembelajaran yang kolaboratif
dan efektif, serta (d) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan,
serta keempat, adanya open class memungkinkan guru (pengajar)
lain dapat menilai secara langsung model pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
untuk kemudian dilakukan refleksi.
Secara
umum, tahapan dalam lesson study meliputi
tiga hal; pertama, Plan (perencanaan
pembelajaran). Sebelum melakukan telaah kurikulum serta merumuskan tujuan
pembelajaran dan tujuan pengembangan peserta didik, langkah awal dalam
rangkaian lesson study adalah
merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam wujud perangkat pembelajaran
berupa RPP. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara peserta didik,
guru pembimbing lapangan, dan guru pamong. Kedua,
Do (pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran). Langkah ini dimaksudkan untuk
melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan RPP yang telah disiapkan
sebelumnya. Kegaitan ini dilakukan oleh salah seorang peserta didik yang
terlibat dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut. Juga dilakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh peserta didik dalam satu
bidang studi, guru pamong, dan dosen pembimbing lapangan. Pada saat melakukan
pengamatan (see), perhatian
difokuskan pada perilaku peserta didik di kelas (bukan pada aktivitas mengajar
guru).
Ketiga, See (refleksi
pembelajaran). Setelah melaksanakan pembelajaran dan mengamatinya, seluruh
pihak yang terlibat dalam aktivitas pengamatan melakukan refleksi untuk
mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut dan menyempurnakannya serta
merencanakan pembelajaran berikutnya. Dalam tahap refleksi ini, pembahasan
tidak dimaksudkan untuk mengomentari aktivitas guru ketika melaksanakan
pembelajaran, melainkan lebih diarahkan pada hasil pengamatan terhadap perilaku
peserta didik selama proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tidak ada
komentar terhadap perilaku guru ketika mengajar, namun enguasai kemampuan guru
model akan dapat merefleksi dirinya sendiri.
Mengembangkan
kerangka kerja yang komprehensif untuk pembelajaran abad ke-21 membutuhkan
lebih dari mengidentifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan konten, keahlian
dan kemahiran. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus diciptakan untuk
membantu peserta didik multi-dimensi yang akan diperlukan pada abad 21. Partnership for 21st Century
Skills (2009) mengidentifikasi sistem pendukung penting untuk memastikan
penguasaan keterampilan peserta didik abad 21 antara lain: Pertama, standar dan penilaian keterampilan abad 21: (a) mendukung
kesimbangan penilaian tes standar serta penilaian normatif dan sumatif, (b)
menekankan pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik, (c)
membolehkan pengembangan portofolio peserta didik. Kedua, kurikulum dan instruksi abad 21: mengembangkan kurikulum
mandiri berbasis individu, hal ini tidaklah gampang diperlukan suatu desain dan
konsep matang serta bukti efektif dalam implementasinya. Sejumlah prasyarat
yang harus dipenuhi kesiapan fasilitas dan sarana serta prasarana, kematangan
peserta didik, instruktur dan suprastruktur manajemen institusi yang handal,
konten pengetahuan dan sebagainya. Ketiga,
pengembangan profesional abad 21: untuk melahirkan profil guru Indonesia yang
profesional diantaranya; (a) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;
(b) penguasaan ilmu yang kuat; (c) keterampilan untuk membangkitkan peserta
didik kepada sains dan teknologi; dan (d) pengembangan profesi secara
berkesinambungan. Keempat,
pembelajaran lingkungan abad 21 antara lain: (a) menciptakan latihan
pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur, (b) memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagai pengalaman dan integritasnya di kelas, (c) memungkinkan
peserta didik untuk belajar dengan konteks dunia, (d) mendukung perluasan
keterlibatan komunitas dalam pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan demikian,
maka lesson study sebagai salah satu
model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar. Sedangkan model pebelajaran abad 21 diantaranya; cooperative learning communities, reasoning
and problem solving, inquiry training, problem based learning dan, group investigation.
Semoga
generasi bangsa memiliki kompetensi akademik, menguasai literasi baru dan
keterampilan abad-21 yang baik, sebagai modal dasar pembangunan nasional dan
dunia. Menjadi WNI yang baik, memiliki moralitas, empati, toleran, problem solvers bagi pembangunan
nasional dan dunia juga mempunyai hasrat untuk memimpin, mengubah Indonesia dan
dunia menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto
dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran
Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Lewis,
Catherine C. 2002. Lesson Study: A
Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research
for Better Schools, Inc.
Mulayana,
Slamet. 2007. Lesson Study (Makalah).
Kuningan: LPMP Jawa Barat.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer