Ir Heppy Tenggono
4 Tahun lalu, Dibaca : 757 kali
Oleh Ir. Heppy Trenggono
(Presiden IIBF dan Pemimpin Gerakan Beli
Indonesia/Komunitas Cinta Indonesia-KACI # PASTI BISA #)
Selasa, 31 Maret 2020
1. Covid-19 memicu terjadinya krisis
ekonomi. Sementara tanpa covid-19 pun, Indonesia menghadapi ancaman terjadinya
krisis ekonomi.
2. Mengapa di sejak 2017 Warren Buffet
secara bertahap mulai meng-cash out asset-asetnya yang berbentuk saham dan
memilih memegang uang tunai. Tahun 2019 dia pegang cash sebesar $130 miliar
atau setara 1.820 triliun (kurs Rp. 14.000), meskipun agak gila tetapi tentu
dia memiliki alasan yang kuat dan bisa membaca akan adanya krisis.
3. Sejak 2015, kita sudah berbicara
tentang kemungkinan krisis itu. Krisis itu seperti badan kita, apakah baik-baik
saja atau sedang akan sakit. Kita bisa merasakan. Berbeda dengan cara yang
dilakukan oleh seorang Warren Buffet, dia memiliki intrumen yang luas, bisa
melakukan riset, bisa melakukan modeling, tentu dia lebih akurat untuk
memprediksi the future of economy, dia tahu ekonomi sedang mengarah kepada
krisis.
4. Contoh bahwa sesuatu itu bisa
diprediksi, Tim Peniliti UGM yang terdiri dari pakar permodelan matematika ini,
kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi bakal mencapai maksimum 6.174 kasus
hingga Mei 2020. Apa yang kita lihat dari hari ke hari terbukti.
5. Tahun 2019 (IMF menyampaikan) bahwa
pertumbuhan ekonomi (menuju pelambatan ke) 3%. China didalam negerinya
mengalamai over manufacturing, kebanyakan barang dia tidak bisa buang (agregate
demand melemah. red), dan itu jadi problem tersendiri (terburuk bagi China
sejak 30 tahun terakhir. red). Adanya perang dagang dengan amerika menambah
tekanan tersendiri. Imbas perang dagang dua raksasa ekonomi bisa kemana-mana.
Artinya secara global memang dunia sedang mengarah kepada krisis.
6. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia
punya persoalan sendiri. Defisit perdagangan besar sekali. Angka pengangguran
juga luar biasa. Nilai tukar yang terus tergerus, utang dalam USD yang terus
membumbung tinggi, UMKM yang berguguran. Menjadi tekanan berat bagi ekonomi
Indonesia diakui atau tidak.
7. Krisis terjadi karena dipicu menurunnya
daya beli.
8. Evil of the crisis itu ada dua, pertama
adalah inflasi, biaya hidup semakin mahal, dan yang kedua adalah pengangguran
(unemployement), low income.
9. Biaya hidup semakin mahal contohnya
adalah akibat rupiah yang nilainya turun (terhadap USD tahun 2013 nilainya
12,125 ke 14.331 pada Februari 2020.
Red). dan sekarang dalam beberapa hari dari 14.331 sudah menjadi 16.700. Karena
pasar kita banyak dipenuhi oleh barang-barang impor, jadi biaya hidup lebih
mahal.
10. Teorinya, ketika rupiah nilainya turun
terhadap USD dari Rp. 14.331 ke Rp. 16.700,
itu artinya turun sekitar 15 persen dalam waktu kurang dari satu bulan.
Misal Rp. 100.000 sebelumnya bisa dapat 7 potong tempe, sekarang dengan nilai
rupiah yang anjlok Rp. 100.000 cuma dapat 6 potong (karena kedelainya harus
impor. Red). Jadi kalau dalam satu keluarga ada 7 orang awalnya masing-masing
dapat satu potong sekarang ada satu orang yang tidak bisa ikut makan tempe.
Atau kemungkinan lain semua dapat tempe tapi ukuran tempenya menjadi mengecil.
Itu secara teori, kalau kita lihat fakta di lapangan keadaannya lebih gawat.
Tempe yang biasa dijual Rp. 6.000 per potong hari ini harganya Rp. 8.000 per
potong (kenaikan harga 33%. Red). Itu baru bicara tempe. Sementara kehidupan
kita bergantung dengan impor.
11. Ini juga bukti biaya hidup semakin
mahal bagi masyarakat, Iuran BPJS naiknya 2x lipat. Kelas 3, dari 25rb menjadi
51rb, ini kelihatanya kecil tapi menyangkut hajat hidup orang banyak yang tidak
semuanya mampu dengan kenaikan tersebut.
12. Penyebab inflasi (kenaikan biaya
hidup) yang tidak bisa kita lihat (secara kasat mata), misalnya negara
(kebanyakan) cetak uang. Itu juga sebab inflasi. Atau ada barang-barang yang
hilang dari pasar. Adanya kenaikan demand tapi tanpa di ikuti kenaikan jumlah
produksi. Atau Ongkos produksi naik juga
penyebab inflasi. Contoh tarif listrik naik, akibatnya cost naik, hpp naik
ujung harga jual pun ikut naik.
13. Kita tidak berbicara teori. Kita lihat
apa yang terjadi lapangan. Warren Buffet pakai teori. Kita pakai insting saja.
Kita di latih oleh krisis 1998. Kita belajar dari situ.
14. Covid-19 telah mempercepat krisis, dan
covid-19 membuat keadaan semakin buruk. Kalau krisis saja kita kita masih bisa
bertemu, leluasa melakukan apapun, tetapi dengan covid-19 kita menjadi sangat
terbatas pergerakannya.
15. Jadi mesti bangun kesadaran bahwa kita
(saat ini) masuk dalam situasi darurat. Kita hadapi kenyataan. Kenali
karakteristiknya seperti apa dan apa yang bisa kita lakukan, apa yang (bisa
kita kontrol) dan apa yang diluar kontrol kita. Jadi mesti bijak dan realistis.
16. Penurunan daya beli secara massive
akan mengakibatkan roda ekonomi berhenti. Itulah krisis ekonomi. Kalau tadi
anda bertanya tentang UMKM ini menarik. berbicara dampak semua akan terkana
dampaknya termasuk UMKM, tetapi tekanan terbesar itu lebih banyak pada
Corporate. UMKM juatru lebih tahan banting, disinilah harusnya pokok
pembicaraan kita hari ini.
17. Dalam membangun bisnis anda dan
kompetitor anda keadaannya cuma dua, Agresif atau Survival. Nah, pemain besar
biasanya dalam posisi agresif karena mereka miliki kekuatan capital, anda yang
survival.
18. Dalam kondisi normal Corporate sangat
agresive, contohnya Warung (UMKM) habis oleh jaringan minimarket (Corporate).
Jadi kalau kita bersaing dengan mereka UMKM tidak akan pernah bisa menang.
19. Dalam krisis ekonomi mereka
(corporate) keadaannya survival, nah giliran anda yang harusnya agresive.
20. Apalagi Unicorn yang tidak pernah tahu
apa itu profit, kerjaannya bakar duit, saat ini mereka berada dalam kesulitan
yang serius. Kalau krisis ini lebih dari 6 bulan mereka akan berguguran.
21. Sebelum kita mau ngapain kita tahus
tahu peta. Krisis ekonomi itu apa?
22. Dalam krisis ekonomi yang dulunya beli
jadi tidak bisa beli. kemudian orang-orang yang punya uang menahan untuk tidak
beli karena keadaan yang tidak pasti. Ujung nya semua transaksi menurun, banyak
utang tidak terbayar, PHK dimana mana, kesulitan likuiditas dimana mana.
23. Dalam kasus covid-19 ini sangat
speisifik karena ada hubungan dengan penyakit. Ibarat kita siap-siap harus
marathon (krisis ekonomi. red) tetapi dipaksa suruh spint (kiris Covid-19. red)
dulu. Spint butuh stamina, tapi Insya Allah tidak lama, yang kita harus siap
karena di depan kita ada marathon.
24. Yang bisa ambil berkah dari bisnis
APD, HS, dan alkes lain akibat Covid-19 itu bagus aja, tapi jangan belanja
terlalu banyak, karena covid-19 akan segera berlalu. Buat sesuai pesanan saja
(terapkan just in time inventory. red).
25. Banyak yang sudah tidak ada pendapatan
sejak beberapa pekan yang lalu. Ketika uang masuk tidak seperti biasanya, kita
harus menyadari bahwa kita sudah masuk dalam situasi krisis, jadi jangan
gunakan logika dengan situasi normal dalam mengambil tindakan di saat
krisis.
Menjawab beberapa pertanyaan, Apa yang
harus kita lakukan?
26. Dalam krisis persoalan utamanya
liquiditas. Jadi harus dipikirkan bagaimana cara tahan napas. Pangkas
pengeluaran yang bisa dilakukan. Jangan panik dan yang terpenting focus
utamanya kita bisa bertahan dulu.
27. Bolehkah kita merumahkan karyawan? Banyak
pertanyaan serupa. Ini statement saya “Kalian tidak layak merekrut orang yang
tidak mampu kalian bayar”. Jika kemampuan terbatas bisa lakukan rasionalisasi,
merumahkan orang bukan aib karena mempertahankan tanpa memberi gaji itu juga
persoalan.
28. Kondisi begini kita harus rasional,
tetapi hati justru harus lebih hidup. Persoalannya hari ini banyak orang yang
susah, yang urusannya tentang makan atau tidak makan. Ini harus menjadi
perhatian kita. Disatu sisi anda harus rasional, disisi lain anda justru harus membantu mereka. Mungkin anda bisa
merumahkan sementara, dan anda penuhi kebutuhannya dengan konsep bantuan, ini
lebih aman, tidak jadi utang gaji tetapi kebutuhan mereka terpenuhi. Ini
kembali kepada Anda, karena memang tidak ada teorinya yang begitu.
29. Didalam situasi apapaun, ketika satu
pintu tertutup selalu ada pintu lain terbuka. Ada sebuah proses yang sedang
menata ulang struktur ekonomi. Pertanyaannya, siapa yang akan duduk kembali
setelah penataan ulang itu? Banyak peluang dan kesempatan yang datang yang
harus diambil melalui sebuah krisis.
30. Krisis ekonomi membuat rak-rak (milik
produk asing. Red) di Supermarket, di warung – warung kosong. Bisakah kita
melihat itu? Bisakah kita yang memenuhi rak – rak itu? Pemilik lama butuh waktu
untuk mengisi, mereka sedang repot menghadapi krisis dan akibat krisis,
sementara yang mau jualan dan yang mau beli maunya sekarang.
31. Bisnis property saat krisis, saatnya
beli atau jual? Punya uang membuat fleksibilitas yang lebih luas. Krisis tahun
1998 banyak asset-aset strategis itu berjatuhan ketangan asing, seperti
bank-bank dll. Penting asset-aset itu
dikuasai oleh orang-orang kita sendiri, kalau bisa yang sekarang dimiliki asing
kita beli. Atau versi kelas kecilnya juga banyak, property salah satunya.
Mengapa Warren Buffet menyetok cash
dalam jumlah besar, mungkin sebentar lagi dia akan banyak beli-beli.
32. Dari data ini travel paling berimbas.
Apakah harus banting stir? Itu adalah tentang traffic dimesin pencarian.
Turunnya travel itu bukan karena bisnisnya tidak lagi diminati tetapi itu hanya
imbas dari covid-19. Bisnis travel itu
bisnis masa depan, bisnis yang hebat. Kalau sekarang yang terimbas bukan hanya
bisnis travel. Jadi jangan hanya melihat apa yang didepan mata, tetapi setahun,
dua tahun kedepan. Sekarang saatnya lakukan konsolidasi, bertahan saja.
Bertahan itu artinya tidak bangkrut atau tidak tutup. Dalam situasi krisis usaha anda tidak tutup
itu anda menang.
33. Ini sudah terlanjur stock produk
banyak untuk lebaran dan kondisi begini, butuh cash untuk bertahan, apa yang
harus saya lakukan? Gunakan kreatifitas anda bagaimana menciptakan cash dari
stock anda, ajak distributor bicara mereka karena mereka yang menjualkan produk
anda, yang berhubungan dengan customer anda, jika ketemu hot button-nya semoga
terpecahkan persoalan anda.
34. Contoh kreatifitas ketika krisis 1998.
Ciputra memiliki banyak stock property (rumah). Untuk bertahan apa yang dia
lakukan. Dia tawarkan produknya murah. Dia offer begini “Bagi anda yang belum
punya rumah, ini saatnya beli, ini ada rumah harganya 1 milyar anda bisa miliki
hanya dengan 500jt saja tetapi harus cash. Setelah 2 tahun uang anda kami
kembalikan dan rumah tetap jadi milik anda”. Itu menjadi kisah sukses. Apakah
dia tidak rugi? Ya rugi tetapi dia hidup. Dengan begitu dia jadi punya uang
cash.
35. Pengusaha herbal “Kondisi hari ini
justru membawa kami pada kesulitan memenuhi permintaan, Bagaimana kami bisa
pertahankan ini?”. Dalam kondisi seperti
saat ini ada ada dua tipe bisnis yang muncul, bisnis musiman seperti lonjakan
permintaan masker, APD, HS, dll. Yang kedua adalah bisnis yang mendapat
momentum. Bedanya business musiman akan hilang, dia berlalu seiring covid
berlalu bahkan sebelum covid berlalu dia sudah berlalu. Bisnis yang dapat momentum
akan bertumbuh. Menurut saya bisnis herbal anda dapat momentum.
36. Tantangan terbesar sebuah produk
adalah masuk pertama kali ke market. Begitu masyarakat kenal produknya, dapat
manfaatnya, akan jatuh cinta dan susah pindah kelain hati. Maka PR terbesarnya
adalah menggunakan momentum ini seluas-luasnya, termasuk menjadikan temen-temen kita sebagai leverage.
37. Saya berharap terbentuk sebuah cross
potensial antar Pengusaha Indonesia. Ada yang punya jaringan. Ada yang punya
produk. Ada yang punya uang lagi mandek. Yang punya produk potensial
membutuhkan modal dan jaringan pemasaran, yang punya modal membutuhkan bisnis,
yang punya jaringan pemasaran membutuhkan produk potensial. Sehingga semuanya
dapat memanfaatkan peluang di tengah krisis.
38. Ini baru preambul. Nanti kita akan
masuk kedalam strategi-strategi saat krisis terjadi.
39. Krisis yang menimpa pribadi,
perusahaan, bangsa bahkan dunia, kita mesti bisa menangkap bahwa itu adalah
kehendak Allah.
40. Allah kalau mau lagi memberisihkan,
itu ibarat kolam yang akan diganti air bersih terlebih dahulu dikuras, tidak
cukup disitu di kosek sampai bersih,baru diisi air yang baru.
41. Saya ingin kita memaknai bahwa setiap
persoalan yang kita alami, usaha yang susah, jualan produk susah, sejatinya itu
mencermintan permasalahan yang dialami bangsa kita saat ini, dimana
produk-produk asing itu banyak. Hampir semuanya dikuasi asing. Kita yang punya
rumah tetapi kita sendiri itu tidak bermain.
42. Kita memaknai ini sebagai sebuh proses
keseimbangan baru. Tetapi kita sendiri harus bisa menangkap pesan ini. Market
lagi di kosongkan, lagi kosek. Mudah-mudahan air jernih itu kita yang masuk disana.
43. Sebagai leader anda jangan terfokus
pada apa yang ada didepan mata, anda harus bisa berfikir 5, 10 tahun kedepan.
Karena bagaimanapun juga yang namanya ekonomi itu akan bertumbuh. Semua akan
kembali dengan tatan yang lebih apik dan pastikan ketika tatan apik itu ada,
anda ada di dalamnya. Anda memenangkan pertempuran ini. Anda melewati krisis
ini dengan kemenangan gemilang sebagaima telah di torehkan oleh Kino, Hari
Sanusi, oleh Bu Nurhayati melalui Wardah-nya pada krsisis 1998.
44. Kita bersama-sama bergandengan tangan
dalam membangun diri, membangun usaha, membangun keluarga, membangun agama dan
bangsa dalam satu tarikan nafas.
#INDONESIA
PASTI BISA #
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer