Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 903 kali
GARUT, Medikomonline.com – Direktur Utama
(Dirut) PT Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan, selaku offtaker atau pembeli
komoditas peserta Program Petani Milenial, pihaknya pun menerapkan prinsip
kehati-hatian. Terutama dalam menentukan komoditas yang diproduksi peserta
Petani Milenial.
“Tentu kami mencari produk-produk yang mampu
bersaing di pasaran, sehingga kami membuat bisnis model dengan komprehensif
untuk program Petani Milenial,” kata Kurnia di Kebun Wanaraja, Kabupaten
Garut.
Menurut Kurnia, pemilihan komoditas yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasar menjadi faktor utama menyukseskan Program
Petani Milenial. Jika pasar sudah dipastikan, PT Agro Jabar langsung membuat
analisa usaha tani.
“Itu semua dilakukan agar pendapatan peserta
Petani Milenial bisa sesuai atau melebihi besaran yang diharapkan. Itu yang
kami lakukan dalam menentukan komoditas untuk petani milenial,” ucapnya.
Prinsip kehati-hatian dilakukan PT Agro Jabar
agar Petani Milenial tahap I berjalan maksimal. Sebab, keberhasilan pada tahap
I akan menentukan bagaimana Program Petani Milenial berjalan pada tahap-tahap
berikutnya.
Kurnia mengatakan, proses asesmen yang
dilakukan oleh PT Agro Jabar sangat panjang. Salah satunya mendengarkan banyak
saran dari banyak pihak, sehingga keputusan yang diambil PT Agro Jabar efisien,
efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Ini tidak boleh gagal. Kenapa? Karena
kegagalan di tahap pertama ini akan menyurutkan di tahap kedua. Tetapi
kesuksesan tahap ini, akan menjadi pemantik semangat untuk tahap-tahap
berikutnya dan mudah direplikasi maupun diduplikasi,” tuturnya.
Dalam program Petani Milenial, PT Agro Jabar sudah
menentukan komoditas apa yang akan dibeli. Untuk sektor pertanian, PT Agro
Jabar akan menjadi offtaker komoditas tanaman hias. Di sektor peternakan, PT
Agro Jabar menjadi pembeli hasil komoditas petani milenial ternak puyuh.
Sedangkan di sektor perikanan, PT Agro Jabar
merupakan offtaker komoditas ikan nila. Kurnia menuturkan, untuk komoditas
tanaman hias, nantinya akan diekspor ke enam negara di Eropa.
“Tanaman hias ini InsyaAllah akan ekspor ke
enam negara. Kami juga sudah ada pesanan yang sangat banyak untuk tanaman hias.
Tanaman hias yang diekspor bukan tanaman hias yang ramai dibicarakan di sini,
tetapi yang menjadi kebutuhan masyarakat di Eropa,” katanya.
Sebagai offtaker, kata Kurnia, PT Agro Jabar
pun akan melakukan pendampingan secara intensif kepada peserta Petani Milenial.
Pendampingan ini dilakukan agar petani milenial tidak mengambil keputusan yang
salah manakala terjadi masalah saat menjalankan usahanya.
“Kami memutuskan ada pendampingan dari PT
Agro Jabar. Setiap proses yang terjadi harus kami ketahui. Sehingga
persoalan bisa ditanggulangi dan diambil keputusan. Tujuannya supaya tidak ada
keputusan yang terlambat,” ucapnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer